MEMBANGUN PARTISIPASI PEKERJA SOSIAL ASEAN
Ada juga pertemuan yang diselenggarakan oleh sesama organisasi profesi yang mengambil jalur yang berbeda. Pertemuan antar organisasi profesi itu berlaku dalam kalangan terbatas untuk organisasi profesinya dan biasanya jarang menyangkut hubungan dengan kalangan pemerintah. Di masa lalu pernah dikembangkan pertemuan lembaga swasta dan pemerintah dalam bidang kependudukan dan KB yang menghasilkan suatu lembaga bersama dengan fasilitasi yang kuat dari berbagai lembaga swasta ASEAN.
Namun dukungan lembaga swasta dan swadaya masyarakat itu tidak pernah menghasilkan komitmen yang kuat antar pemerintah kecuali dukungan kuat dari lembaga donor yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap suksesnya program KB diantara negara-negara ASEAN. Setelah kepentingan penyebaran komitmen berhasil dilaksanakan diantara negara ASEAN, maka dukungan lembaga donor tersebut berakhir dan ASEAN tidak lagi memberi perhatian yang cukup terhadap kelangsungan lembaga yang memberi andil cukup besar terhadap upaya pengembangan program KB di wilayahnya.
Sejak satu tahun lalu mulai digagas pendekatan baru oleh Lembaga Sosial Asia Pasifik untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara ASEAN. Tahun lalu, bertempat dan menjelang pertemuan petinggi ASEAN di Bangkok, para pimpinan Lembaga Sosial Kesejahteraan dari negara-negara ASEAN berkumpul dan merumuskan masalah yang yang dihadapi negaranya dan masalah sosial yang dihadapi bersama antar negara anggota ASEAN. Pertemuan NGO, Non Government Official, itu berhasil memetakan masalah bersama dan mengembangkan kemungkinan pola kerjasama antar lembaga swasta dari negara-negara ASEAN.
Sejak pertemuan itu kunjungan para pimpinan dan antar anggota untuk melihat dan membandingkan penanganan masalah sosial kemasyarakatan oleh lembaga swasta atau lembaga swadaya masyarakat makin digalakkan. Indonesia mendapat kehormatan menerima tamu dari Malaysia, negara-negara Asia lain dan wakil-wakil negara Afrika untuk melihat penanganan masalah sosial disini. Karena perhatian yang makin besar, Indonesia mulai mengembangkan kegiatan tukar menukar kunjungan diantara para anggota lembaga swadaya masyarakat di wilayah ASEAN, maupun dengan negara lain yang mempunyai minat atau masalah serupa.
Pengalaman baru ini memperkaya pengalaman masa lalu yang biasanya berupa perhatian atau bantuan donasi dan kesempatan partisipasi dalam pertemuan internasional kepada wakil-wakil lembaga atau panti-panti sosial di Indonesia. Di masa lalu umumnya lembaga-lembaga sosial nasional mempunyai mitra kerja internasional yang memberikan bantuan atau donasi berupa uang atau alat-alat untuk menolong para penyandang masalah sosial yang dikelola dalam panti-panti yang tersebar di seluruh tanah air. Bantuan yang diterima biasanya sukar atau langka diberikan oleh pemerintah atau lembaga sosial lain atau oleh perorangan di Indonesia yang tidak biasa memberi bantuan secara resmi.
Kerjasama antar lembaga swadaya masyarakat dalam bidang sosial di ASEAN tersebut diharapkan merangsang kerjasama antara lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah anggota ASEAN. Kerjasama antar lembaga di wilayah ASEAN mempunyai implikasi politik yang jelas bahwa penanganan masalah sosial tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah tanpa partisipasi lembaga swadaya masyarakat yang dekat dengan rakyat. Komitmen kerjasama antar NGO dan GO itu akan memperbaiki mutu sekaligus cakupan dari penanganan masalah sosial yang masih banyak dihadapi di negara-negara ASEAN.
Berdasarkan pengalaman yang menarik pada pertemuan pertama di Bangkok tahun lalu, pimpinan lembaga swadaya masyarakat ASEAN telah sepakat untuk bertemu kembali menjelang pertemuan resmi para Menteri dan Pimpinan Negara-negara ASEAN di Hanoi awal bulan Desember yang akan datang. Indonesia akan diwakili oleh Ketua Umum DNIKS dan beberapa pengurus organisasi swadaya masyarakat yang bernaung di dalamnya. Seperti tahun lalu, Wakil Pemerintah dikoordinasikan oleh Kantor Menko Kesra, dan menurut rencana diwakili pula oleh utusan dari Departemen Sosial dan Departemen Luar Negeri RI. Wakil Pemerintah akan membawakan laporan resmi, sedangkan dari lembaga swadaya masyarakat akan memperkenalkan pendekatan baru dalam penyelesaian masalah sosial melalui pemberdayaan masyarakat terpadu dan berkelanjutan.
Pendekatan baru ini berbeda dengan pendekatan masa lalu yang umumnya melalui panti-panti atau lembaga sosial klasikal yang akan tetap berlaku tetapi ditambah dengan pendekatan baru bersifat pemberdayaan yang memungkinkan masyarakat bersiap mengantisipasi dan mencegah terjadinya ledakan masalah sosial secara dini. Pendekatan ini tidak banyak dikenal dalam penyelesaian masalah sosial karena anggapan bahwa masalah sosial adalah residu dari berbagai usaha yang mengalami kegagalan. Pendekatan baru ini menempatkan penduduk sebagai titik sentral pembangunan sehingga proses penanganan masalah sosial lebih bersifat preventif. Proses ini menempatkan manusia sebagai aktor penanganan masalah sosial secara dini. Masalah sosial bukan dicari tetapi dicegah untuk tidak terjadi. Atau kalau terjadi, dalam jangkauan yang memungkinkan masyarakat menanganinya secara mandiri. Manusia mengantisipasi masalah sosial itu sejak masalah itu masih bisa ditangani secara proporsional. Mudah-mudahan gerakan sosial diwalayah ASEAN memberi ruang pengembangan pendekatan baru tersebut. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS - www.dniks.org).
Sumber :
Kerjasama Indonesia dengan Negara Kawasan ASEAN
Malaysia
Indonesia dengan Malaysia menjalin kerja sama dalam bidang ekonomi,sosial, budaya,ilmu pengetahuan, dan keamanan. Kerja sama yang menonjol adalah di bidang kebudayaan.Pertukaran acara televisi pernah dilakukan antara kedua negara, misalnya Titian Muhibah dan Senada Seirama. Selain itu kedua negara juga sepakat untuk memberantas gerombolan komunis di bagian utara Kalimantan. Pada tahun 2009, Indonesia dan Malaysia bekerjasama dalam bidang pertanian dengan membahas tentang pangan. Tujuan kerjasama tersebut, yaitu untuk memperkuat, mempromosikan ,dan mengembangkan kerjasama bilateral antara dua negara berbasis saling menguntungkan di bidang makanan, hortikultura, pertenakan, agrobisnis, dan bidang lainnya.
Singapura
Indonesia dan Singapura menjalin kerja sama di berbagai bidang. Indonesia mengekspor minyak mentah,timah,gas alan,sayur-sayuran,daging,dan kayu lapis ke singapura.Sementara itu Indonesia juga bekerja sama dalam bidang pertahanan dan kemanan, serta sosial dan budaya. Dalam pertahanan dan keamanan Indonesia, Malaysia dan Singapura saling menjaga Selat Malaka, Karena Selat Malaka merupakan lalu-lintas laut Internasional. Dalam perdagangan, hubungan Indonesia, Malaysia, dan Singapura membentuk kawasan Segitiga Emas yang terkenal dengan nama Sijori (Singapura, Johor, dan Riau). Kerjasama yang dibentuk oleh Indonesia pada pemerintahan Presiden SBY dengan Singapura bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateralnya,pemerintah mengadakan kerjasama dalam bidang pertahanan perjanjian ekstradisi,dan perjanjian kontrak terorisme, perjanjian tersebut di bicarakan pada tahun 2006 dimana Presiden SBY berkunjung ke singapura dan membahas perjanjian tersbut. Selain bergabung bersama-sama dalam organisasi kesehatan dunia (WHO), kedua negara ini juga bekerjasama dalam bidang sosial, seperti jika ada bencana alam di salah satu negara yang bekerja sama ini, maka negara-negara ini akan membantu satu sama lainnya.
Fillipina
Hubungan antara Indonesia dengan Fillipina berpusat pada kerja sama di bidang perdagangan ekspor-impor.Indonesia mengekspor minyak bumi, baja, besi, dan alumunium ke Filipina.Sementara Filipina mengekspor gla dan kopra ke Indonesia. Selain bekerjasama dalam perdagangan, Indonesia dan Filipina juga memiliki kesepakatan dalam bidang energi yang diwakili oleh Departemen Luar Negeri kedua negara.masalah hoetherma, kerjasama yang lain dalam hal perikanan,pertanian,kehutanan,pendidikan,dan, kebudayaan dalam rencana jangka panjang.Adapun kerja sama ini akan tetap diperluas seiring berjalannya pemerintahan.
Thailand
Indonesia dan Thailand menjalin kerja sama di bidang politik,ekonomi,sosial,dan budaya.Indonesia mengimpor beras dan gula,sebaliknya Indonesia mengeskspor kayu lapis dan pesawat terbang ke Thailand. Dalam pertemuan terakhir antara Indonesia dan Thailand akan membahas lebih jauh kerja sama bilateral di bidang perikanan. Alasan perikanan menjadi pembahasan kedua negara karena Indonesia memiliki kekayaan laut dan perikanan yang berlimpah. Di sisi lain Thailand merupakan salah satu negara dengan kapal penangkapan terbanyak dan memiliki Fishery Prolessing terbesar di dunia. Oleh karena itu, permasalah ini pun dibahas. Diharapkan dapat menjaga hubungan baik dan menyatukan antara Indonesia dan Thailand.
Brunei Darussalam
Indonesia mengekspor sayur-sayuran, buah-buahan, pakaian jadi, dan kendaraan ke Brunei Darussalam. Selain itu Indonesia juga mengirimkan tenaga pengajar dan tenaga ahli lainnya ke Brunei Darussalam. Pada bulan Juli 2006, Indonesia dengan Brunei Darussalam juga membahas kerjasama dalam bidang, ESDM (energi dan sumber daya mineral). Perdana menteri Brunei Darussalam juga membahas kemungkinan kerjasama di bidang industri migas. Pada kunjungan balasan pihak Indonesia menawarkan pelatihan migas di Pusdiklat Migas Cepu. Penawaran itu ditujukan untuk negara Brunei Darussalam agar memanfaatkan pelatihan tersebut dengan 19 program pelatihan.
Kamboja
Kerja sama antara Indonesia dengan Kamboja terlihat dengan nyata ketika Indonesia membantu menyelesaikan konflik di Kamboja.Adapun ketika itu Indonesia memprakarsai penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting,yang bertujuan untuk membahas masalah di Kamboja. Pada saat ini Indonesia mencoba merealisasikan gagasan untuk membentuk Joint Agricultural Working Group. Kamboja selama ini dianggap sebagai penghasil beras berkualitas baik dan sebagian besar di ekspor dalam bentuk gabah. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia berharap dengan kerja sama ini bisa meningkatkan kualitas pangan yang semakin baik.
Laos dan Vietnam
Kerja sama Indonesia dengan Laos dan Vietnam lebih mengutamakan dalam bidang ekonomi,politik,sosial,dan budaya. Pemerintah Indonesia dengan Laos sepakat bekerja sama untuk meningkatkan:
Kerjasama pengembangan kapasitas diplomat.
Kerjasama di bidang kehutanan dalam hal teknis dan tenaga ahli.
Indonesia membantu di Laos dalam membangun pertaniannya.
Pemerintah Indonesia dengan Vietnam sepakat bekerja sama dalam pertemuannya di Hanoi pada tahun 2007.
Pembahasan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di bidang pertahanan,migas, dan pariwisata. Indonesia dan Vietnam juga merundingkan pembahasan zona ekonomi khusus dan koordinasi bersama masalah kawasan laut demi keuntungan kerja sama.
Myanmar
Myanmar adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang berideologi komunis.Negara ini sebelumnya bernama Burma.meskipun terdapat perbedaan ideologi yang mencolok antara Indonesia dan Myanmar, namun tidak menyurutkan tekad kedua negara ini untuk tetap menggalang kerja sama yang harmonis. Setelah Myanmar masuk menjadi anggota Asean, hubungan antara Indonesia dengan Myanmar semakin erat. Adapun Indonesia dan Myanmar mengutamakan kerja sama di bidang ekonomi,sosial,dan budaya. Di sisi lain Indonesia dengan Myanmar akan membahas kerja sama dalam bidang transportasi demi memperkuat sektor ekonomi dan bisnis, terutama bidang perkereta apian sebagai contoh kerja sama yang direncanakan Indonesia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar