Sabtu, 15 Agustus 2015

TUGAS KEWIRAUSAHAAN 2

Cak Asmo, Berawal dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha Restoran




Cak Asmo merantau ke kota yang merupakan ikon pariwisata Indonesia itu (Bali) sejak tahun 1992 dengan satu tujuan, yaitu mencari nafkah. Pekerjaan pertamanya di Bali hanyalah membantu sang kakak berjualan mie dan nasi goreng dengan menggunakan gerobak dorong. Bekerja bagi sang kakak selama 6 bulan, pria yang hanya lulusan SMA itu akhirnya diberi sebuah Gerobak oleh sang kakak agar ia bisa berjualan sendiri.

Cak Asmo yang juga berjualan nasi goreng memilih untuk menjajakan dagangannya di depan kampus Udayana Sudirman Bali, sehingga yang membeli nasi gorengnya rata-rata adalah mahasiswa. Bermaksud mengembangkan usaha Asmo kemudian berpindah tempat, yaitu berjualan di depan sebuah toko. Sayang, keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena posisinya hanya menumpang tempat, ia pun harus merelakan tempat jualannya digusur.

Selain berjiwa pengusaha, sebagai seorang Kristiani Cak Asmo juga memiliki iman yang kuat. Dalam keadaan yang sulit, Cak Asmo selalu berdoa pada Tuhan agar diberikan kelancaran dalam pekerjaannya. Seminggu kemudian doanya terkabul. Rekan satu gerejanya tiba-tiba memberikan sebuah ruko secara gratis untuk digunakan Asmo sebagai tempat berjualan.

                                       
Dari situlah karir Asmo mulai menanjak. Rumah makan yang didirikan pada tahun 2007 itu berhasil mencuri perhatian masyarakat Bali. Salah satu alasan dari cepatnya rumah makanCak Asmo berkembang adalah selain rajin berdoa, ia juga selalu menghadirkan menu-menu baru di rumah makannya. Hingga akhirnya rumah makan kecil tersebut menjadi sebuah depot yang tiap harinya dipadati masyarakat Bali maupun wisatawan.

Sukses dengan depot yang pertama, Asmo membuka satu depot lagi. Ditengah pengembangan karir yang menanjak, ujian kembali menerpa bagi pria paruh baya ini. Depot keduanya yang baru saja dibangun ludes terbakar. Diterpa masalah besar, bukannya membuat Asmo putus asa, malah ia semakin berserah kepada Tuhan dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Akhirnya iapun mampu membangun kembali depot yang kedua.
                                             

Salah satu kunci sukses dari depot Cak Asmo sendiri adalah penetapan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Dengan moto “Cita Rasa Bos, Kantong Anak Kost”, depot tersebut sukses menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan masyarakat asli Bali. Bahkan beberapa orang berkata, “belum ke Bali namanya jika belum mengunjungi depot Cak Asmo”.

Meskipun telah sukses Cak Asmo tetaplah seorang pribadi yang rendah hati, Ia mengatakan bahwa kesuksesannya adalah datang dari Tuhan. “Jika bukan Tuhan, hidup saya tidak ada apa-apanya,” tambah Cak Asmo. Kini mantan pedagang nasi goreng ini sudah menjadi pengusaha sukses dan memperkerjakan lebih dari 60 orang karyawan.
                                              

Segala kesuksesan semua berawal dari “Mimpi, Kerja Keras, & Doa“. 3 unsur inilah yang membawa pria perantauan bernama Cak Asmo menjadi salah satu pengusaha restoran ternama di Bali. Dengan memakai nama restoran sesuai namanya, tempat makanan ini kini menjadi salah satu favorit masyarakat ataupun para wisatawan di Bali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar